Jumaat, Disember 24, 2010

MEMBERI Mengubat Hati Yang Luka

Dalam kehidupan sehari-hari, mudah kita menemukan orang yang kecewa, marah dan sakit hati... di tv, suratkhabar, radio, di jalanan, pasaraya, pasar bahkan di dalam rumah kita sendiri.

Maka kita lebih mudah menemukan penderitaan dari kegembiraan, lebih mudah menemukan orang yang sakit hati daripada orang yang sentiasa bersyukur, lebih mudah ketemu dengan wajah yang muram daripada wajah yang tersenyum. Malah ada yang sampai mengeluh begini... "kenapa saya sudah solat dan berzikir tetapi hati saya masih terasa pedih?". Luka di hati adalah akibat kekecewaan kerana kebiasaan kita untuk mencari, meminta dan menuntut agar kehidupan memenuhi keinginan kita. Solat dan zikir menjdi tidak bererti apabila tubuh kita masih dikuasai oleh nafsu keinginan dan tuntutan yang tiada kesudahannya. Berbagai keluhan muncul dari susah berkonsentrasi, dikendalikan marah, masa lalu yang menyakitkan, masa depan yang menakutkan sampai merasakan rezeki yang diperolehi tidah pernah cukup... semua itu muaranya adalah KEKECEWAAN.

Solat dan berzikir mengajarkan kita agar senantiasa mengingati Allah, menyerahkan kehidupan sebagaimana yang menjadi ketetapanNya. Kita berjalan dengan cahaya illahiah. Bila hati kita sudah mampu berserah kepada Allah, kita tidak mencari, meminta dan menuntut melainkan 'Memberi'. MEMBERI mensucikan hati kita dari segala kotoran, mereka yang rajin memberi mengalami banyak keajaiban seperti jarang sakit, rezeki yang melimpah-ruah dan wajah mudah untuk tersenyum. MEMBERI bagaikan cahaya matahari di tengah kegelapan. Cahaya itulah yang menerima kegelapan hati kita ketika dipenuhi dengan meminta dan menuntut.

Akan semakin indah apabila memberi menjadi ubat luka di hati terutama setiap kali kita memberi tidak disertai dengan harapan atau menuntut dari apa yang telah kita berikan. Banyak kisah teman yang menceritakan bagaimana keajaiban memberi dengan penuh keikhlasan mengalami 'Unexpected Harvestings.' Menuai hasil yang tidak diharapkan, memetik buah dari pemberian dengan penuh keikhlasan, seperti senyuman yang dijumpainya setiap saat, sembuh dari sakit tanpa disangka dan diduga, pertolongan Allah disaat tersepit, perhatian, makin disukai banyak teman, usaha yang semakin maju, keluarga yang senantiasa rukun dan bahagia. Masih banyak lagi kisah yang menceritakan keajaiban memberi, yang membuat hidup ini menjadi indah. Mengubah air mata menjadi permata. Hidup bagai di taman bunga yang penuh warna.

'Dan Allah senantiasa memberi pertolongan kepada hambaNya yang senantiasa ia memberi petolongan kepada saudaranya.' (HR. Muslim).

Tiada ulasan:

Catat Ulasan